Minggu, 25 Mei 2014

Shaping Bandwidth di Mikrotik dan Cisco

Waduh, ga kerasa aja udah hampir 6 bulan ga ngepost di blog, heuehuehu, maklum jadwal lagi padat buat kerja dan karir masa depan plus diikuti bertapa full 1 bulan kemaren buat ambil ujian CCNA dan alhamdulillah hasilnya maksimal (pic menyusul, sertifikat belum sampai, bukan bermaksud menyombong kepada pembaca semua, hanya sebagai kebanggaan ke pribadi sendiri, ciiieeee iiiillleeerrrrr). Ya berhubung ada waktu senggang sampai agustus, sebelum mencoba MTCNA di bulan september mendatang (mencoba bertapa lagi), yo wes lah, sekarang mau coba post lagi, ya ga jauh dari lingkungan dan pengalaman dari dunia kerja sebagai Network Engineer juga (heheheh) sekalian backup memori juga seandainya lupa di kemudian hari atau ada kerjaan dari bos-bos untuk waktu kedepannya.

Yak kali ini saya mau coba share bagaimana cara bandwidth setting untuk Mikrotik dan Cisco (lumayan buat para op yang belum tau saja, kalau yang udah tau cukup nyengir saja, maklum masih sama-sama belajar, heueheueheu.....). Untuk tidak memperpanjang mukadimah tulisan, langsung to the point aja ni.


Manajemen BW di Mikrotik dan Cisco

Sebelumnya untuk manajemen bandwidth di Mikrotik bisa dibilang lebih mudah dari Cisco dikarenakan Mikrotik sudah punya GUI yang user friendly yaitu Winbox. Tapi untuk setting bandwidth di cisco juga lumayan gampang asalkan rumus itung-itungan untuk bandwidthnya benar.

Untuk tidak memperpanjang tulisan, berikut saya lampirkan tahapan dalam shaping BW di Mikrotik:

1.      Langkah pertama yaitu pastikan kondisi laptop/PC/LAN anda sudah dapat mengakses ke internet dengan memakai router Mikrotik. Pastikan settingan IP Address, NAT dan routingan pada network sudah benar.


Gambar 1 Setting IP Address, IP Route, NAT, Interface di Mikrotik

2.      Setelah kondisi LAN sudah dapat internet,  selanjutnya yaitu setting shaping BW untuk LAN yang dimulai dari set address list di submenu dari firewall kemudian pilih menu address list. Untuk IP address yang dimasukan yaitu IP LAN.


Gambar 2 Setting Address List

3.      Address list sudah diinput, kemudian dilanjutkan ke menu mangle (masih dalam submenu firewall). Untuk menu mangle, akan diinput 2 rule yaitu 1 untuk shaping download dan 1 lagi untuk upload. Jadi langkah untuk download yaitu:

·        Create untuk menambah rule baru di mangle, akan muncul pop up window baru di winbox. Pada menu mangle ini, akan dibuat 2 mangle yaitu mangle download dan mangle upload.

·        Setelah pop up window mangle keluar, yang akan diset untuk mangle upload yaitu:
Submenu General :

ü  Chain                                : Forward
ü  Out Interface                     : Eth 4 (Port WAN)
Submenu Advance :
ü  Src. Address List                : LAN (Port LAN)
Submenu Action :
ü  Action                               : mark packet
ü  New Packet Mark              : Shaping Up-LAN (optional untuk nama)




Gambar 3,4,5 Setting Mangle untuk Upload

·        Mangle download yaitu:
Submenu General :
ü  Chain                                 : Forward
ü  In Interface                        : Eth 4 (Port WAN)
Submenu Advance :
ü  Dst. Address List                : LAN (Port LAN)
Submenu Action :
ü  Action                               : mark packet
ü  New Packet Mark               : Shaping DL-LAN (optional untuk nama)




Gambar 6,7,8 Setting Mangle untuk Download

4.      Apabila mangle (upload dan download) sudah disetting, tahap selanjutnya yaitu setting queue upload dan download di menu Queues Mikrotik, tahapnya yaitu:

·         Queue download:
ü  Name                                : Shaping Download (optional untuk nama)
ü  Parent                               : global-out
ü  Packet Marks                     : Shaping DL-LAN (sesuaikan dengan nama mangle download)
ü  Queue Type                       : default
ü  Priority                              : 8
ü  Max Limit                          : 4M (sesuaikan dengan shapingan bandwidth yang diinginkan)

·         Queue upload:
ü  Name                                : Shaping Upload (optional untuk nama)
ü  Parent                               : global-out
ü  Packet Marks                     : Shaping Up-LAN (sesuaikan dengan nama mangle download)
ü  Queue Type                       : default
ü  Priority                              : 8
ü  Max Limit                          : 4M (sesuaikan dengan shapingan bandwidth yang diinginkan)

                

Gambar 9 Setting Queue Tree untuk Download dan Upload

5.      Dan tahapan terakhir yaitu tahap pengecekan apakah shaping bandwidth yang disetting telah teraplikasi dengan baik dan benar. Untuk pengecekannya bisa dilakukan dengan cara speedtest (http://www.speedtest.net/) ke server local (host mana aja Biznet, CBN, Firstmedia, tapi lebih baik ke PT. Pasifik Satelit Nusantara, campur aduk promosi perusahaan). Dan voillaaaaaaaa, shaping bandwidth di mikrotik telah berjalan dengan lancar.


Gambar 10 Hasil Speedtest 

Tapi selain dari pengetesan lewat speedtest, bisa juga dilihat pada menu queue list yang ada di Mikrotik.



Gambar 11 dan 12 Monitoring Trafik dari Queue Tree Mikrotik

Di gambar atas dapat kita lihat indikator warna yang berada di sebelah nama shaping. Maksud dari warna ini adalah indikator seberapa besar bandwidth yang sudah dipake di LAN baik untuk upload dan download.

1.       Hijau                      : Pemakaian bandwidth masih normal
2.       Kuning                   : Pemakaian bandwidth hampir penuh
3.       Merah                    : Pemakaian bandwidth penuh

Shaping bandwidth di Cisco

Untuk shaping bandwidth di Cisco, mungkin bisa dibilang ngeri-ngeri sedap, karena di Cisco belum ada GUI (hanya berupa input command) dan rumus itung-itungan untuk bandwidth (bandwidth, normal burst, extended burst).  Jadi command untuk shaping BW di Cisco devices yaitu:

rate limit input"BandwidthBW(normal burst) BW(ext burst) conform action transmit exceed action drop

Input = upload

rate limit output"BandwidthBW(normal burst) BW(excess burst) conform action transmit exceed action drop

Output = download

Penjelasan dari Bandwidth diatas yaitu:

1.      Bandwidth : Adalah nilai rata-rata keluaran dari sisi data transfer, contoh 1Mbps = 1024000, 128Kbps = 128000

2.      Bandwidth (Normal Burst) : Adalah nilai bandwidth minimal yang harus terjamin dideliver dengan catatan pada saat kondisi peak (trafik sudah penuh)
Rumus dari Normal Burst ini yaitu : ((Bandwidth * 1 byte) / 8 bits) * 1,5 sec
Contoh untuk BW 1 Mbps = ((1024000 * 1 Byte) / 8 bits ) * 1,5 sec = 192000 bytes

3.      Bandwidth (Excess Burst Size) : Adalah nilai bandwidth yang bisa ditransfer pada saat off
Rumus dari Excess Burst ini yaitu : 2 * Normal Burst
Contoh untuk BW 1 Mbps = 192000 * 2 = 384000 bytes

Jadi command untuk shaping BW 1 Mbps di Cisco yaitu:

Router1 (config-if)# rate-limit [output/input] 1024000 192000 384000 conform action transmit exceed action drop

Ya sekian dlu post blog untuk shaping BW di Mikrotik dan Cisco ini dari saya.
Ditunggu komentar, kritikan, dan saran dari para pembaca sebagai motivasi pembangun bagi penulis.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.



Penampakan lumayan sesuatu di kantor



2 komentar:

Tukang Fotocopy mengatakan...

Untuk setting bandwidth pada cisco : bagaimana cara kita menentukan ip tujuannya, supaya yang di limit adalah ip nya bukan interfacenya. terimakasih

Unknown mengatakan...

mohon penjelasan pada rumus mencari normal burst i,5 sec itu sudah ketentuan atau nilai apa..???